Potensi banjir bandang ataupun sungai meluap yang menyebabkan rumah terendam masih cukup besar. Apalagi, sampai saat ini, beberapa sungai di Sumatera Selatan masih berstatus siaga I.
seperti media Redaksi Sumsel ini kutip dari berita detik.com. Berdasarkan data Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII pukul 10.30 WIB, tinggi muka air (TMA) berkisar 3,87 meter hingga 6,65 meter. Ketinggian air itu berpotensi menyebabkan banjir di sejumlah aliran anak sungai yang dilewati.
“Status siaga masih terjadi di 8 sungai. Status siaga 1 ada di 5 sungai, sebelumnya di 6 sungai. Kemudian siaga 2 di 1 sungai dan siaga 3 di 2 sungai,” ujar Kepala Tim Hukum dan Komunikasi Publik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII, Didi Zulfikar, Senin (29/1/2024).
Ia menyebut, tingginya debit sungai itu disebabkan oleh aliran air dari hulu hingga ke hilir. Termasuk kiriman air bah akibat hujan deras yang terjadi di Pagar Alam dan Lahat.
Sungai yang masih siaga 1 ada di Sungai Musi di Kabupaten Musi Rawas (Mura) yang ketinggiannya mencapai 6,65 meter dari data AWLR Semangus. AWLR Modong di Sungai Lematang setinggi 6,45 meter dan AWLR Sungai Rotan 5,22 meter di Muara Enim
Kemudian AWLR Babatan Saudagar di Sungai Ogan (Kabupaten Ogan Ilir) setinggi 6,04 meter. AWLR Pengumbuk di Sungai Musi (Kabupaten Banyuasin) setinggi 5,05 meter. AWLR Sekanak di Sungai Musi status siaga 2 dengan TMA 3,8 meter. Siaga 3 di Sungai Ogan (AWLR Serijabo) setinggi 5,12 meter dan di Sungai Rambang Prabumulih setinggi 4,15 meter.
“Beberapa sungai sedang pasang, karena dipengaruhi beberapa daerah hujan dengan intensitas lebat. Sungai di bagian hilirnya dapat kiriman dari hulu, sehingga debitnya juga naik,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, kenaikan debit sungai di beberapa daerah jika diperbandingkan, kejadian ini sama dengan 2018 lalu. Saat itu, sejumlah titik sungai alami kenaikan karena curah hujan tinggi dan sungai pasang.
“Kalau kita runut, memang siklus pasang tinggi ini masuk siklus 5 atau 6 tahunan. Kejadian serupa pernah terjadi juga pada tahun 2018,” ungkapnya.
Banjir bandang yang terjadi di Pagar Alam dan Lahat terjadi Sabtu (27/1) akibat curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi sekitar 5 jam. Ratusan rumah, lahan perkebunan, pertanian dan ternak warga terdampak akibat banjir bandang tersebut.